Pagi ini atas ajakan salah satu komunitas saya akan ke Bukittinggi bersama mereka. Lalu apa yang akan saya kenalkan pada mereka? Inilah jawabannya. Kalau kita sampai di Koto Baru dari Padangpanjang, selama ini kita jumpai banyak orang menjual bika sebagai makanan ringan namun kini ada lagi yang baru yaitu orang berjualan lemang dengan minuman kawa. Warung kawa ini juga banyak kita temui selepas dari Bukittinggi arah ke Payakumbuh dan biasanya ramai dikunjungi bukan saja oleh masyarakat biasa tapi banyak juga parkir mobil mobil rancak seperti CRV dan Fortuner didepan warung tersebut. Tentu kita ingin tahu apa itu kawa. Kawa adalah semacam minuman yang dibuat dengan racikan daun kopi. Dulu dijaman Belanda menjajah kita, kaum pribumi dibatasi meminum kopi sebab oleh Belanda, kopi merupakan bahan export yang penting. Maka oleh pribumi akan ganti minum kopi, maka buah kopi digantinya dengan daun kopi. Daun daun kopi itu disusun dalam satu tusukan , lalu dikeringkan diatas api unggun sampai kering dan mersik sehingga kalau diremas akan hancur. Daun kopi yang sudah hancur itu kemudian direndam dalam air panas yang dimasak dalam periuk jang terbuat dari tanah. Air inilah yang disebut dengan air kawa.Untuk menghidangkannya, air kawa disaring dengan saringan yang terbuat dari ijuk, lalu ditampung dicangkir yang terbuat dari tempurung/batok kelapa yang sudah dibuang sabut sabutnya dan siap untuk dihidangkan. Meminumnya tah usah dinantikan dingin, tapi sedang suam suam kuku, rasanya sangat khas dengan aroma yang khas pula. Bagi yang sudah biasa tentu ueenak banget. Cobalah.
Wah patut dicoba nih kalo pergi ke bukittinggi...
BalasHapus